Kimia Gas
Beberapa ahli gunung api berpendapat bahwa gas vulkanik yang berakumulasi di dalam dapur magma berfungsi sebagai motor penggerak magma. Dalam kegiatannya ataupun bila terjadi peningkatan kegiatan gas-gas vulkanik tersebut akan keluar ke permukaan terlebih dahulu karena lebih ringan daripada material dalam bentuk cair/fluida atau padat.
Penyelidikan geokimia di gunungapi dimaksudkan untuk mengetahui perubahan tingkat kegiatan gunungapi, bahkan hingga pada perkiraan letusan. adanya peningkatah suhu jauh di bawah permukaan akan mempengaruhi komposisi serta konsentrasi gas yang dikeluarkan melalui lubang kepundan. Dengan menggunakan teknik tertentu diambilah contoh-contoh gas yang kemudian di analisis di laboratorium dengan beberapa metode, maka diperoleh kakndungan unsur-unsur kimia gas. Pengambilan contoh gas dilakukan di Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Baru dan Kawah Domas.
Secara umum gas vulkanik Gunung Tangkuban Perahu yang dikeluarkan dari setiap lubang solfatara dicirikan oleh besarnya kandungan belerang dan uap air. Kadar uap air ditentukan dengan perhitungan berat menggunakan P205 kering sebagai penyerapnya. Hasil analisis contoh-contoh tersebut menunjukkan kandungan unsur-unsur kalsium, magnesium, silikat, besi, sulfat, klorida, natrium, kalium dan lithium relatif tinggi, sedangkan unsur kalsium, magnesium, natrium dan kalium dipergunakan untuk menghitung besarnya suhu bawah permukaan dengan beberapa grafik standar (sriwana, 1985)
Kimia Batuan/PetroKimia (lava)
Pemeriksaan petrokimia aliran lava Gunung Sunda dan Gunung Tangkubanperahu, menunjukkan bahwa gunungapi Sunda bersumber pada kegiatan erupsi magmatis dari kelompok dioritik gabro dan dioritik termasuk seri alkali kapur kaya akan alumina tinggi berasosiasi dengan magma toleitik. Penyebaran lava selama kegiatan erupsi cenderung bersusunan andesit augit hipersten dan andesit basalt augit hipersten (Syarifudin, 1984)
Penerapan metode petrokimia melalui diagram Hutchison (1973) dapat menjelaskan bahwa proses magmatis gunungapi Sunda dan alkali kapur sangat kaya alkali terutama K2O dan Na2O, sedangkan magma seri toleitik sangat miskin alkali tersebut di atas (Syarifudin, 1984). Seri alkali kapur ini menunjukkan semakin meningkatnya kadar oksida besi dan oksida MgO relatif tinggi dibandingkan dengan magma seri toleitik, erat hubungannya dengan terbawanya mineral magnetit, piroksen dan olivin dalam bentuk asosiasi dengan magma toleitik.
Proses magmatis Gunungapi TangkubanPerahu bersumber pada seri alkali kapur alumina tinggi dan seri alkali kapur K-tinggi. Magma seri alkali kapur alumina tinggi kaya akan CaO dan Al2O3. Seri alkali kapur K-tingi cenderung relatif kaya akan Na2O dan K2O dibandingkan dengan magma seri alkali kapur alumina tinggi. Ciri lain yang dapat dijelaskan adalah bahwa seri alkali kapur alumina tinggi relatif kaya akan oksida MgO sedangkan seri alkali kapur K-tinggi relatif meningkatnya oksida besi FeO.
Secara petrografi, lava Tangkubanperahu terbagi atas lava andesit basalt augit hipersten, lava basalt pigeonit enstatif dan andesit augit hipersten. Penghabluran plagioklas, piroksen augit, hipersten dan olivin serta oksida bijih dalam wujud fenokris mikra dan makro sebagai masa dasar berbutir agak kasar bersama-sama dalam masa dasar kaca gunungapi. Beberapa fenokris plagioklas menunjukkan lubang korosi tak teratur diduga bertindak sebagai mineral bawaan (senokris) (Syarifudin, 1984)
Secara kimia, keaktifan Gunungapi Tangkubanperahu bersumber pada magma:
a. alkali kapur alumina tinggi dari andesit basaltis sampai basalt dan
b. alkali kapur K-tinggi dan andesit basaltis sampai basalt
Gunungapi Tngkubanperahu mempunyai ciri petrokimia cenderung pada kelompok (a) magma dioritik gabro dan (b) magma dioritik (syarifudin, 1984). Gunungapi Tangkubanperahu mempunyai sumber keaktifan magma pada kedalaman zona dalam (Syarifudin, 1984) mempunyai temperatur magma antara 1010 derajat celcius - 1220 derajat celcius.
GeoKimia Umum
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar