Interaksi air – batuan merupakan proses yang banyak terjadi di alam ini seperti proses tergerusnya batuan sungai oleh air sungai atau proses pengikisan batuan karang di pantai oleh air laut. Secara spesifik, istilah interaksi air – batuan memiliki ruang lingkup yang lebih spesifik: terjadinya reaksi kimia atau pertukaran energi antara air dengan batuan.
Contoh lain interaksi air – batuan yang terdapat di bawah permukaan tanah dapat kita temukan di daerah kapur (karst), dimana air hujan akan melarutkan batuan kapur (karbonat) sehingga membentuk gua-gua bawah tanah (kalau di Indonesia seperti di daerah Gunung Kidul). Sebaliknya, karbonat yang terlarut dalam air tersebut juga dapat terdeposisi (mengendap) kembali sehingga terbentuk stalagtit dan stalagmit. Tentu saja proses ini memakan waktu yang jauh lebih lama daripada proses pembentukan karat.
Kekuatan air dapat melarutkan batuan, memindahkan konstituen kimia, dan mendeposisikan kembali di tempat lain. Air mineral yang biasa kita minum (Aqua, VIT, 2tang, dsb) adalah produk dari interaksi air – batuan.
Dalam kondisi lain, yaitu jauh di dalam bumi dimana tekanan dan temperatur sangat tinggi, Dalam kondisi demikian, kemampuan air untuk melarutkan mineral akan semakin besar, bahkan pada kedalaman puluhan kilometer (temperatur mencapai 800 ‘C) air dapat melarutkan logam-logam mulia seperti emas, platina dan titanium.
sumber:
http://geochemist.wordpress.com
1 comments:
muhsan iskandar juarsa
270110090055
Posting Komentar